Saturday, March 2, 2013

[Technique] Daniel Reinhard Karamoy: Bermain Taktis Sebagai Pemain Belakang

Daniel Reinhard Karamoy, pemain belakang asal Indonesia yang saat ini bermain untuk Sterling College di Liga Mahasiswa Amerika Serikat NAIA membagikan pengalamannya berlatih dengan Octagon Quickfeet Ring guna menjadi pemain bertahan yang taktis.


Octagon Quickfeet Ring

Octagon Quickfeet Ring adalah sebuah alat berbentuk segi enam yang bertujuan untuk meningkatkan pemain dalam mengambil keputusan dan melakukan passing.

(Octagon Quickfeet Ring)
Di setiap sisi alat tersebut terdapat angka dan dilengkapi sejenis kawat yang mampu membuat bola memantul dengan cepat ke arah pemain yang melakukan umpan. Alat ini sangatlah membantu untuk meningkatkan teknik dasar seorang pemain sepakbola.

Daniel menjelaskan bahwa pola latihan baru ini diberikan sang pelatih guna membantu dirinya untuk dapat bereaksi lebih cepat dan juga meningkatkan kemampuan dalam decision making & passing.

"Sebagai pemain belakang, penting untuk bermain taktis serta cepat membuat keputusan dalam mengalirkan bola ke pemain tengah atau depan dari jantung pertahanan," jelas Daniel yang menghabiskan waktu selama 30 menit hingga satu jam hanya untuk berlatih dengan alat tersebut.

"Latihannya bisa dibuat bervariasi, selain itu kita juga dapat meminta bantuan teman untuk menyebutkan secara acak ke arah atau sisi mana kita perlu melakukan umpan sehingga sangat efektif sebagai latihan game situation juga," lanjut pemain kelahiran Jakarta itu.

Saturday, October 13, 2012

[Technique] Syamsir Alam: Menghadapi Pemain Bertahan Lawan Berpostur Besar

Pada kesempatan ini, Syamsir Alam akan membagikan tips tentang bagaimana menghadapi pemain bertahan lawan yang berpostur lebih besar.


Pintar Mencari Ruang

Tips pertama adalah bagaimana kita harus pintar mencari daerah atau ruang kosong untuk tidak terlalu dekat dengan pemain bertahan lawan dikarenakan para pemain bertahan yang berpostur besar itu akan mengandalkan tubuhnya untuk menjaga ataupun mengambil bola. 


Menjaga Bola

Jika memang mereka mendekat dan terus menekan, kita bisa menggunakan tubuh atau tangan kita untuk menjaga bola dan menutup pergerakan mereka untuk mengambil bola yang sedang kita kuasai dimana jika mereka tetap terus menekan dan tidak jarang mendorong, maka setidaknya pelanggaran akan diberikan kepada kita

"Intinya, kita harus pintar - pintar dalam memanfaatkan situasi apapun yang terjadi di atas lapangan," jelas Alam.

Sunday, October 7, 2012

[Tips] Muhammad Yunus Bani: Memberi Kesan Positif Pelatih Dan Scout Klub Luar Negeri

Muhammad Yunus Bani, pelatih yang mampu melahirkan bakat - bakat muda Indonesia yang akhirnya mampu direkrut oleh klub - klub asal Qatar seperti Syaffarizal Mursalin Agri (Al-Khor SC), Khuwailid Mustafa (Lekhwiya SC), serta Andri Syahputra (Al-Gharafa SC) akan memaparkan sedikit tips tentang bagaimana mampu mengesankan pelatih maupun scout klub luar negeri hingga akhirnya mampu menarik perhatian mereka.


Mental Serta Basic Skill Dalam Bermain


Hal pertama yang wajib diingat adalah memiliki mental kuat serta disiplin tinggi dari pemain itu sendiri. Sedangkan, hal lain yang tidak kalah penting adalah basic skill dalam bermain sepakbola yang harus benar - benar dikuasai. 



Untuk mendapatkan kesan positif dari pelatih - pelatih asing, selain memiliki basic skill yang bagus, pemain juga diwajibkan untuk berani dalam mengambil keputusan saat setelah berhasil mendapatkan bola tentang apa yang akan dilakukannya dengan bola tersebut selanjutnya. Disamping itu, penguasaan bola saat menerima umpan juga haruslah akurat.

"Hal - hal tersebut tidak akan bisa dilakukan jika mental, disiplin, serta dasar dalam bermain sepakbola tidak dimiliki," jelas pelatih lulusan kepelatihan Belanda itu.

Rajin Berlatih
Untuk memiliki teknik dasar dalam bermain sepakbola yang bagus itu, hal lain yang paling penting adalah terus rajin berlatih untuk mengasah dan meningkatkan keterampilan serta memperbaiki kekurangan yang masih ada.

Friday, July 27, 2012

[Technique] Syamsir Alam: Handal Dalam Menghadapi Bola Mati

Syamsir Alam, pemain asal Indonesia yang saat ini merumput di Belgia akan membagikan pengalamannya tentang bagaimana menghadapi tendangan bola mati baik tendangan bebas serta penalty yang selama ini telah ia peroleh baik saat berlatih di Uruguay ataupun di klubnya saat ini CS Vise.


"Saya mendapatkan itu semua ketika saya berlatih di Uruguay. Berlatih selama 3 tahun di Uruguay dan pelatih saya Cesar (Payovich) selalu menyisakan waktu 15 hingga 20 menit untuk saya dan Yericho (Christiantoko) untuk berlatih tendangan bebas dan saya juga ditambahkan untuk latihan penalty," cerita Syamsir Alam


Terus Berlatih


Untuk menghadapi tendangan bebas banyak orang berfikir tendangan bebas haruslah kencang atau mengandalkan power. Menurut saya tidak demikian, ketika kita menendang dengan benar dan hal itu dilatih terus menerus, maka tendangan bebas tersebut bisa menjadi senjata kita.

Dalam menghadapi tendangan bebas rata - rata lawan akan memakai 4 hingga 5 pemain yang akan berdiri sebagai pagar hidup. Pada situasi demikian, usahakan pada saat kita akan menendang, kita tidak selalu terpaku dengan gawang. Di pikiran kita hanya berpikir bagaimana bola itu bisa melewati atas kepala pagar hidup pemain ketiga / pagar hidup nomor 3. Jika kita bisa sukses menjalankan hal tersebut, menurut saya 80% peluang goal akan dapat tercipta.

Jangan Pernah Ragu


Jangan pernah ragu - ragu dengan apa yg anda pikirkan atau putuskan pada saat akan mengambil tendangan penalty. Ketika anda menaruh bola di titik putih dan melangkah ke belakang, pada saat itu juga anda harus sudah mempunyai 1 target arah dimana bola tersebut akan ditendang dan usahakan tetap percaya diri serta jangan berubah pikiran dengan arah yang telah ditentukan tersebut.

Thursday, July 5, 2012

[Fitness] Dipo Alam: Membentuk Postur Ideal

Salah satu pemain Indonesia yang saat ini bermain di Amerika Serikat Dipo Alam akan menceritakan tentang pengalamanya bagaimana ia membentuk postur dan fisik ideal guna meningkatkan level permainannya di atas lapangan serta ia juga akan berbagi sedikit tips tentang bagaimana membentuk postur yang ideal sebagai pemain sepakbola yang pernah ia dapatkan selama bermain di Amerika Serikat.



Chivas USA academy

Dipo datang ke Amerika Serikat saat berumur 17 tahun dan pada saat itu ia bergabung dengan salah satu akademi klub Major League Soccer (MLS) Chivas USA Academy. Datang ke Amerika dengan semua kepercayaan dirinya didukung oleh postur tinggi dan besar untuk anak seusia dirinya di Indonesia, Dipo akhirnya lulus setelah menjalani try-out dengan Chivas U-17.  


Setahun berikutnya disaat ia berusia 18 tahun, Dipo kemudian bergabung dengan tim Chivas Academy U-19. Bersama Chivas U-19 ia bermain sebanyak lima pertandingan hingga pada akhirnya sang pelatih yang berasal dari Belanda pada saat itu memintanya untuk meningkatkan bobot tubuhnya sekitar 30 kilogram terlebih dahulu sebelum kembali berlatih bersama Chivas.

"Dia menjelaskan bagaimana perbedaan besar ketika saya berada di U-17 dan U-19, itu semua tentang ketahanan fisik dan kekuatan. Saya bukanlah tipe pemain yang sering mengandalkan kecepatan, saya bermain lebih kepada pergerakan dan trik/teknik bermain," jelas Dipo.

"Namun di level U-19, setiap kali saya mencoba melewati pemain, mereka akan dengan mudah menjatuhkan saya ke tanah. Mereka hanya menunggu sampai saya membawa bola dan kemudian mereka dengan mudah mendekati dan mengambil bola tersebut. Itulah saat dimana mulai menyadari betapa kecilnya diri saya saat itu dan seberapa besarnya 'dunia' ini." 


"Akhirnya, saya mulai berlatih untuk meningkatkan postur tubuh baik siang dan malam. Saya bangun pagi untuk pergi ke gym sebelum latihan pagi dan kembali menuju ke gym setelah latihan malam. Pada pertengahan hari, saya bekerja dan bersekolah. Jika mengingat hal tersebut, itu adalah waktu yang sulit untuk karir sepakbola saya. Banyak teman - teman pasti akan bertanya mengapa selain latihan dan bermain untuk klub, saya masih harus bekerja, alasan utamanya adalah di Amerika tidak ada dukungan financial berupa gaji untuk para pemain di akademi," kenang Dipo.


Pentingnya Body Balance


"Dalam pandangan saya, body balance tidak hanya penting, tetapi juga diperlukan untuk membawa tingkat permainan ke level yang lebih tinggi. Namun, tidak berarti saya tidak setuju tentang beberapa pemain dunia yang tidak memiliki bentuk atau postur tubuh yang besar, seperti Angel di Maria (Real Madrid)."

 

The Dipo Workout Tips

Faktor yang paling penting untuk menjalaninya adalah harus dimulai denngan "keinginan" dari dalam diri sendiri. Saya mulai dengan barbel ringan dengan berat sekitar 3 kg hingga 5kg

Kemudian setahap demi setahap sambil mulai mencoba untuk meningkatkan berat badan. Dimana pada saat yang bersamaan tetap terus melakukan pengulangan aktivitas mengangkat barbel tersebut (untuk meningkatkan massa otot).

Hal lainnya adalah tentang makanan yang merupakan bagian yang tersulit untuk dijalani. Saya memulai dengan tidak makan nasi selama 3 tahun. Saya menggantikan nasi dengan sayuran, seperti brokoli ataupun jamur. Dan selama 3 bulan awal berturut - turut hanya memakan sayuran untuk mendapatkan tubuh ramping yang berarti rendah lemak serta membantu untuk memiliki lebih banyak otot.

Untuk memperoleh postur yang ideal, selain diluar bermain sepakbola dan latihan, saya berlatih untuk membentuk otot tubuh sekitar 4 sampai 5 jam sehari di gym

"Jangan pernah membatasi pada apa yang ada dipikiran kamu, tapi tetap terus berusaha untuk melewati batasan tersebut untuk menciptakan tingkat yang lebih tinggi di setiap aspek kehidupan, you are who you are because of what you think you are," Dipo alam.